Sabtu, 20 Maret 2010

REFERENSI

Kisah Cinta Abadi


Judul Buku : Taj Mahal

Penulis : John Shors

Penerbit : Mizan Pustaka, Bandung

Cetakan : VII, Maret 2008

Tebal : 457 halaman


Shah Jahan, penguasa Hindustan, mengalami duka yang teramat dalam ketika kehilangan istrinya, Mumtaz Mahal, saat melahirkan bayi sungsang di tenda perang. Pada tahun 1632, ia menitahkan penciptaan istana pualam – yang dirancang berdasarkan citra surga dalam Al-Qur’an – sebagai jejak terakhir raga istrinya. Dengan bantuan Isa, arsitek berdarah Persia, dan dengan dua puluh dua ribu pekerja serta ratusan gajah, ia berhasil mewujudkan Lambang Keagungan cinta yang diberinya nama: Taj Mahal.

Dalam buku ini, Jahanara, anak Mumtaz Mahal, akan memaparkan kisahnya tentang asmara, perselingkuhan, intrik dan perang saudara. Ia bercerita tentang dirinya yang berusaha kabur dari “suami politik”-nya, demi mewujudkan cinta rahasinya yang tersembunyi dibalik dinding-dinding Taj Mahal.

Dan pada saat yang bersamaan, Jahanara harus terjebak dalam perang antara kakak dan adiknya: Pangeran Dara Shikuh, seorang mistikus yang berusaha mempersaudarakan antara Muslim dan Hindu, dan Aurangzeb, yang memanipulasi agama demi mengejar takhta.


Judul Buku : Ma Yan

Penulis : Sanie B. Kuncoro

Penerbit : Bentang Pustaka, Yogyakarta

Cetakan : II, Februari 2009

Tebal : 214 halaman


Ma Yan, gadis kecil yang lahir di keluarga miskin yang tinggal di daerah Zhangjiashu, China. Namun kemiskinannya, tidak mampu menghalangi semangatnya untuk meraih ilmu yang tinggi. Bahkan dia rela berlapar-lapar untuk membeli peralatan tulis. Dia juga berani menentang kebiasaan lingkungannya yang umumnya hanya anak lelaki yang bisa ke sekolah. Dan dengan berjalan kaki selama lima jam, dia tempuh perjalanan berisiko untuk mancapai sekolah.

Disini juga mengisahkan bagaimana kedua orang tuanya yang rela bekerja apa saja, dimana saja agar anaknya bisa tetap dapat meraih ilmu. Bagaimana keyakinan, ketabahan dan ketangguhan seorang Ibu yang tak tergerus oleh penderitaan apa pun, yang senantiasa berjuang untuk keluarga, terutama anak-anaknya. Dan bagaimana Ma Yan meyakini apa yang diyakini oleh Ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar