Senin, 17 Mei 2010

opini


HARGA UN bagi SISWA

Menurut Ida, salah satu siswa kelas XII yang mengikuti UN beberapa waktu yang lalu, dia mengemukakan bahwa: ”Awalnya sempat deg-degan karena trauma dengan ketidak lulusan UN yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, kalau diibaratkan, bahwasannya otak itu seperti pisau, kalau pisau itu tajam maka untuk membelah sesuatu itu mudah, tapi jika pisau itu tumpul maka akan terasa sulit untuk membelah. Alhamdulillah, berkat motivasi dari guru dan orang tua banyak membantu mental kita untuk menghadapi UN.

Masalahnya pihak dinas sendiri tiap tahunnya menerapkan sistem yang berbeda, jadi mental kita harus siap secara mendalam, selain itu kita harus berfikir secara optimis dan mau bekerja keras (belajar giat) demi tercapainya tujuan tersebut.Selan itu guru-guru kita juga menyarankan jangan sampai tegang untuk menghadapi UN, dan menyarankan pula pada kita yang intinya kita itu harus berani menghadapi sesuatu yang sedang kita hadapi sebaik mungkin.

Dan para guru juga menggembleng psikologi (mental) kita dengan meyakinkan pada kita bahwa apabila kita yakin dan optimis dengan dukungan yang diberikan pada kita maka kita akan berhasil, tapi jika pesimis dengan dukungan yang diberikan pada kita maka kemungkinan kita tidak akan berhasil. Tapi intinya semua itu ialah usaha dan ikhtiar kita. Sebenarnya apa yang kita peroleh itu sesuai dengan apa yang kita usahakan. Kalau usaha kita maksimal, kita akan lulus dalamUN, tapi jika usaha kita setengah-setengah maka hasilnya pun juga setengah-setengah (tidak maksimal), selain itu jangan lupa berdoa pada Allah ”. zie

1 komentar:

  1. Hffh... UN... menurutku emang yang perlu diperbaiki itu semuanya... ya muridnya, ya gurunya, juga gurunya. so, kurang tepat kalo Pak Nuh bilang "ga da yang salah dengan sistem pendidikan..."...

    BalasHapus